Soko Bisnis

Jangan Buru-Buru Ajukan KUR BRI 2025! Pahami Dulu Cara Mengelola Utang Usaha dengan Metode PRD

Mau mengajukan KUR BRI 2025? Pelajari strategi kelola utang usaha dengan metode PRD (Payback, Return, Default) agar utang jadi alat tumbuh, bukan beban.

By Pipin Lukmanul Hakim  | Julaibib Ipok Imron  | Sokoguru.Id
23 Mei 2025
<p>Ilustrasi uang rupiah. Berikut cara mengelola utang usaha, sebelum mengajukan pinjaman modal usaha seperti KUR BRI 2025. (Foto: Pixabay).</p>

Ilustrasi uang rupiah. Berikut cara mengelola utang usaha, sebelum mengajukan pinjaman modal usaha seperti KUR BRI 2025. (Foto: Pixabay).

SOKOGURU - Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI 2025 menjadi solusi pembiayaan yang menarik bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ingin mengembangkan usahanya namun terkendala modal. 

Sebelum mengajukan pinjaman, penting bagi pemilik usaha yang akan menggunakan KUR BRI 2025 memahami cara mengelola utang secara bijak agar tidak menjadi beban keuangan di masa depan.

Dikutip dari kanal YouTube Raymond Chin, berikut prinsip pengelolaan utang dengan metode PRD (Payback, Return, Default) yang biasa dilakukan oleh pengusaha sukses dalam mengelola utang usaha:

Payback - Rencana Pengembalian Harus Jelas

Langkah pertama adalah memastikan kemampuan membayar kembali pinjaman. Perlu disusun strategi sejak awal, agar cicilan tidak mengganggu arus kas usaha.

Terdapat dua pendekatan umum
1. Berbasis Arus Kas (Cash Flow-Based):
Sebelum mengajukan utang, hitung kemampuan menyisihkan sebagian pendapatan usaha untuk mencicil pinjaman. Misalnya, pengusaha menggunakan KUR BRI 2025 sebesar Rp10 juta dengan bunga 6% efektif per tahun dan cicilan sekitar Rp860 ribu per bulan.

Maka harus dipastikan bahwa keuntungan usaha rata-rata sudah lebih dari Rp860 ribu per bulan. Bila tidak memungkinkan, pertimbangkan mengambil pinjaman KUR BRI dengan tenor yang lebih panjang agar cicilan bulanan lebih ringan.

2. Berbasis Aset (Asset-Based):
Jika arus kas terbatas, pastikan tersedia aset yang bisa dijual atau digadai sebagai cadangan pembayaran seperti kendaraan operasional, stok, atau perlengkapan usaha yang jarang digunakan.

Alokasikan dana cicilan secara khusus setiap bulan, dan disiplin dalam penggunaannya, dalam artian dana yang sudah dialokasikan tidak boleh digunakan untuk apapun selain untuk membayar cicilan.

Return - Utang Harus Menghasilkan

Tujuan utama utang produktif seperti KUR BRI adalah menciptakan nilai tambah. Dengan perencanaan yang tepat, utang tidak hanya dibayar lunas, tapi juga bisa mendorong pertumbuhan usaha.

Keuntungan menggunakan pinjaman dana KUR sebagai tambahan modal mengembangkan usaha bisa memberikan keuntungan secara tangible atau keuntungan langsung, dan intangible atau keuntungan tidak langsung.

Return Nyata (Tangible):
Utang bisa jadi strategi yang menguntungkan, asal uangnya diputar ke aset atau peluang lain yang menghasilkan imbal hasil (return) lebih tinggi dari bunga utang itu sendiri.

Sebagai ilustrasi, seorang pengusaha rumahan berencana mengembangkan usahanya. Ia membutuhkan tambahan modal Rp100 juta. Meskipun memiliki tabungan dengan jumlah yang sama, Ia memilih untuk mengajukan KUR Mikro BRI dengan bunga 6% efektif per tahun,tenor 24 bulan.

Dana pinjaman KUR digunakan untuk membeli freezer berkapasitas besar, memperbarui kemasan produk, serta memperkuat pemasaran digital. Sementara tabungan pribadinya tetap bisa disimpan atau dialokasikan ke instrumen investasi lain yang lebih likuid dan menguntungkan.

Baca Juga:

Dalam beberapa bulan, omzet usaha meningkat signifikan dari Rp10 juta menjadi Rp25 juta per bulan. Keuntungan bersih melonjak lebih dari Rp7 juta per bulan, cukup untuk menutupi cicilan per bulan sebesar sekitar Rp4 jutaan, sekaligus mempertahankan likuiditas usaha.

Dengan strategi ini, Ia berhasil memperbesar usahanya, sekaligus tetap menjaga dana darurat tetap utuh. Tabungan pribadi yang digunakan untuk investasi menghasilkan tambahan imbal hasil, sementara cicilan KUR bisa dibayar dengan lancar dari pendapatan usahanya.

Pendekatan ini mencerminkan cara cerdas memanfaatkan utang produktif: tidak membebani, justru mempercepat pertumbuhan.

Return Tidak Langsung (Intangible):
Dalam kondisi tertentu, utang bisa menjadi alat untuk membangun potensi penghasilan baru, bukan sekadar menutup kekurangan dana.

Misalnya, seorang pengusaha membutuhkan Rp11 juta untuk kebutuhan mendesak, sementara Ia hanya memiliki Rp2 juta, lalu memutuskan untuk mengajukan pinjaman sebesar Rp20 juta. Sehingga total uang yang dia miliki menjadi Rp22 juta.

Setelah membayar keperluan utama sebesar Rp11 juta, masih tersisa Rp11 juta dari total dana yang tersedia. Sebagian dari dana ini, misalnya Rp9 juta, digunakan untuk membeli laptop demi memulai usaha desain lepas atau pekerjaan digital lainnya.

Dari penghasilan tambahan itulah, ia akhirnya sanggup membayar cicilan bulanan misal sebesar Rp500 ribu hingga Rp1 juta, bahkan bisa memberikan keuntungan lebih.

Inilah mengapa banyak perusahaan besar tetap berutang. Mereka tidak hanya melihat utang sebagai beban, tetapi sebagai alat untuk memutar dana ke sektor yang produktif. Dengan perhitungan matang, beban bunga bisa berubah menjadi peluang pertumbuhan.

Default - Siapkan Rencana Cadangan

Setiap utang memiliki risiko gagal bayar. Oleh karena itu, penting untuk memiliki rencana mitigasi bila kondisi tidak berjalan sesuai harapan.

Kenali Jenis Utang:
Pinjaman dana modal usaha terdiri dari dua jenis, yaitu dengan jaminan (collateralized) dan tanpa jaminan (uncollateralized).

Risiko terhadap aset pribadi harus dipahami sejak awal, terutama jika menggunakan pinjaman yang membutuhkan jaminan dengan harta usaha atau pribadi.

Untuk itu, KUR BRI hadir sebagai solusi bagi pemilik usaha kecil khususnya yang membutuhkan modal tambahan namun tidak memiliki aset yang bisa dijadikan jaminan.

Solusi Saat Tertekan Utang:
Jika pembayaran mulai memberatkan, pertimbangkan untuk melakukan refinancing (mencari pinjaman baru dengan bunga lebih rendah) atau restrukturisasi (mengubah tenor atau skema cicilan). Fokuskan pelunasan pada utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu.

Pinjaman dana modal usaha seperti KUR BRI 2025 merupakan peluang strategis untuk memperbesar skala usaha. Namun, pengelolaan utang harus dilakukan dengan pendekatan yang cermat.

Dengan menerapkan prinsip Payback: pengembalian yang terencana, Return: utang yang menghasilkan, dan Default: mitigasi risiko gagal bayar, saha dapat tumbuh lebih sehat, berkelanjutan, dan tidak terjerat utang yang membebani. (*)